STARJOGJA.COM. JOGJA – Pengelola Wisata di Jogja Diminta Hindari Jabat Tangan Saat Menyambut Wisatawan. Dinas Pariwisata DIY mengimbau agar pengelola destinasi wisata untuk menghindari salaman dengan berjabat tangan. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka menghindari terjadinya penularan Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan jika upaya tersebut adalah seiring dengan momentum pandemi Covid-19. Sehingga, pihaknya mengimbau agar pengelola destinasi wisata tidak melakukan aksi jabat tangan dalam rangka menyambut wisatawan.
“Jadi kita tidak berjabat tangan, maka kemudian kita melakukan dengan seperti ini (sambil mencontohkan gerakan Namaste dengan menyatukan kedua telapak tangan dan mengarahkannya di dada),” ujar Singgih, Rabu (5/7/2020).
Sementara itu, salam akan digantikan dengan Namaste. Namaste adalah gestur salam dengan menyatukan kedua telapak tangan dan mengarahkannya di dada.
Upaya salam dengan menyatukan kedua tangan diakui oleh Singgih sebelumnya sudah ia dan jajarannya diskusikan dengan sejumlah pihak. Upaya tersebut agar terjadi keseragaman dalam kebijakan yang nantinya akan disosialisasikan kepada pengelola destinasi wisata.
“Ini merupakan hasil diskusi kami dengan sejumlah budayawan dan juga melibatkan Kraton Ngayogyakarta. Salam ini (dengan mencotohkan gerakan Namaste) juga merupakan penghormatan juga,” terang Singgih.
Lebih lanjut, untuk greeting kepada pengunjung maupun wisatawan sendiri Dinas Pariwisata akan mengambil unsur Bahasa Jawa. Upaya tersebut diharapkan agar dilakukan oleh pelaku pariwisata seiring dengan diterapkannya adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Kalau sore seperti ini ya Sugeng Sonten sambil mengaplikasikan gerakan menyatukan kedua tangan. Ini merupakan ciri khas yang nantinya akan digunakan oleh pelaku wisata di DIY. Semuanya di Jogja nanti akan menerapkannya,” sambung Singgih.
Pihaknya terus berupaya untuk membumikan protokol baru kepada pelaku wisata dalam menyambut wisatawan yang datang ke destinasi wisata yang ada di DIY.
“Upaya tersebut kami terus lakukan agar pelaku wisata lama-lama terbiasa,” imbuhnya.
Adapun, kunjungan wisatawan ke wilayah DIY memang belum begitu masif. Ditambah, Pemda DIY sendiri menyatakan jika masa tanggap darurat penanganan Covid-19 masih berlangsung hingga akhir Agustus.
SUMBER : HarianJogja
Comments