STARJOGJA.COM, Info – Bermula dari kegelisahan terhadap kurangnya fasilitas membaca bagi masyarakat Yogyakarta, Monica dan dua belas rekannya tergerak untuk mendirikan perpustakaan jalanan di Pelataran Tugu Yogyakarta. Mulanya mereka sama-sama bergerak di bidang literasi secara terpisah, namun setelah tanggal 30 september 2017, mereka mulai bersatu sejalan dengan terdeklarasinya Perpustakaan Jalanan DIY, satu komunitas yang bergerak di bidang literasi untuk masyarakat.
“Kami punya tujuan yang sama yakni melalui membaca, akan terbentuk satu kesadaran akan hal-hal nyata yang terjadi di sekitar pembaca dan si pembaca kemudian dapat meresponnya dengan hal yang nyata pula,” kata Baihaiki, salah satu relawan Perpustakaan Jalanan DIY.
Baca juga : Ini Sejarah Kantor Perpustakaan Nasional di Malioboro
Konsep pelapakan buku di jalanan sebenarnya memang sudah ada di beberapa tempat di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung, Tanjung Pinang, Bojonegoro dan lainnya. Namun, ada semacam konsep baru yang ditawarkan oleh Perpustakaan Jalanan ini, yakni berupa kunjungan ke desa-desa setiap bulannya.
Terhitung sudah ada empat desa yang telah dikunjungi, diantaranya Desa Tegalmojo, Badran, Jetis, dan Demakan Baru.
Indra salah seorang pelanggan lapak Perpustakaan Jalanan DIY ini mengungkapkan kesan bahwa Perpustakaan Jalanan ini sangat memberi manfaat dan buku-buku yang disediakan sangatlah beragam.
“Perpustakaan Jalanan ini menyediakan buku-buku yang jarang ada di perpustakaan pada umumnya. Saya akui kepustakaan dalam otak saya jadi lebih banyak setelah menjadi pelanggan Perpustakaan Jalanan DIY dan prosedur peminjamannya juga tidak ribet seperti perpustakaan gedung,” tuturnya.
Sampai saat ini sudah ada ratusan buku yang menjadi koleksi perpustakaan jalanan ini. Buku-buku tersebut terdiri dari beragam genre mulai dari novel, biografi, sains sampai buku-buku pergerakan.
Penulis: Febryanti ds
Comments