STARJOGJA.COM, Info – Pekerja migran dari Eropa dan jamaah umrah menjadi perhatian khusus Satgas Penanganan Covid-19. Fokus untuk pekerja migran dari Eropa karena lonjakan kasus yang terjadi di Eropa.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa tren kenaikan kasus Covid-19 secara umum di Indonesia masih terkendali. Namun, dengan peningkatan kasus di Eropa Indonesia harus waspada.
“Kita harus menjaga ketat di perbatasan kita terutama pada pekerja migran yang kembali ke Indonesia dan yang umrah yang sudah akan kembali ke Indonesia. Kita harus menerapkan karantina dan testing dengan baik, dengan swab, agar tidak ada imported case di Indonesia,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Senin (9/11/2020).
Baca juga :Kisah Pekerja Migran yang Terpisah dengan Balitanya
Selama bisa menjaga karantina dan testing, kata Wiku, Indonesia diharapkan bisa menjaga agar kasusnya tetap tidak melonjak.
Sementara itu, usai libur panjang sembilan hari lalu, Wiku mengatakan tren penambahan kasus dari libur belum terlihat.
“Jadi kalau kita lihat perkembangan kasus nasional selama ini, bahwa kasus Covid-19 relatif terkendali meskipun ada libur panjang. Pada saat libur panjang kasusnya menurun karena pemeriksaannya mungkin menurun. Tapi, kalau kita lihat kenaikan kasus umumnya terjadi di 10-14 hari setelah libur panjang, kalaupun naik harapannya tidak naik lebih tinggi lagi,” sambungnya.
Apabila tidak melonjak, artinya kemampuan nasional dan masyarakat bekerja sama dalam antisipasi kenaikan kasus terutama dalam libur pajang sudah bisa berjalan dengan baik.
Secara nasional tercatat angka kasus aktif 12,52 persen, lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia 26,79 persen.
“Ini dari waktu ke waktu selalu turun kasus aktifnya. Ini prestasi bersama ternyata masyarakat dan pemerintah bisa sama-sama mengendalikan kasus,” kata Wiku.
Kemudian, secara nasional kesembuhan nasional sudah 84,14 persen, lebih tinggi dari dunia sekarang di angka 70,71 persen. Sedangkan, kasus meninggal 3,34 persen, juga masih di atas rata-rata dunia 2,5 persen.
Sumber : Bisnis
Comments