STARJOGJA.COM, Info – Tokoh Bill Gates memuji kebijakan India soal pembayaran dan keuangan digital, termasuk database biometrik terbesar di dunia dan sistem untuk mengirim uang baik antara bank atau berbasis aplikasi ponsel cerdas.
Gates mengatakan kebijakan itu secara drastis mengurangi biaya dan gesekan dalam mendistribusikan bantuan kepada orang miskin, terutama selama pandemi.
Baca Juga : Bill Gates Sebut Caranya Kembali Normal
“Jika orang akan belajar ke satu negara sekarang, selain China, saya akan mengatakan mereka harus melihat India,” kata Bill Gates di Festival Fintech Singapura pada hari Selasa (8/12/2020).
“Banyak hal benar-benar meledak di sana dan inovasi seputar sistem itu sangat fenomenal.”
Pembayaran digital India lepas landas setelah pemerintah mendorong demonetisasi pada tahun 2016 dan membatalkan sebagian besar uang kertas bernilai tinggi di negara itu dalam upaya untuk mengekang korupsi dan mendorong orang India menjauh dari uang tunai.
India mengamanatkan agar perusahaan-perusahaan di negeri Bollywood tersebut untuk menggunakan platform UPI sehingga pembayaran dapat dikirim dengan mudah di antara semua layanan, termasuk dari Facebook Inc., Amazon.com Inc., Walmart Inc., dan Paytm. Tidak ada biaya pengguna juga diperlukan.
Unified Payments Interface atau UPI telah dibantu oleh penggunaan ponsel cerdas yang meningkat pesat dan kecepatan data nirkabel termasuk yang paling rendah di dunia.
“India adalah contoh yang bagus,” kata Co-Chairman Bill & Melinda Gates Foundation selama konferensi virtual, dikutip dari Bloomberg.
Dia menuturkan yayasannya sekarang membantu beberapa negara yang belum menetapkan standar untuk meluncurkan sistem serupa berdasarkan teknologi berbasis open source.
Sistem biometrik India – disebut Aadhaar atau “yayasan” dalam bahasa Hindi – sebenarnya telah memicu isu data privasi karena dapat juga digunakan untuk pengawasan pemerintah terhadap warga negara.
Perdana Menteri Narendra Modi menentang sistem itu sebelum berkuasa, tetapi sejak dia menjabat, lambat laun dia menerimanya. Negara-negara seperti Rusia, Maroko dan Bangladesh telah menyatakan minatnya terhadap sistem tersebut.
Sumber : Bloomberg
Comments