STARJOGJA.COM, Info – Gembira Loka (GL) Zoo melepasliarkan satu ekor macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Upaya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam melalui pemangsa tertinggi atau top predator, yang memiliki peran besar dalam sistem rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Manajer Pemasaran GL Zoo Yosi Hermawan menjelaskan pelepasliaran ini dilakukan dengan menggandeng Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga, TNGC, Polisi Hutan, SINTAS dan Universitas Kuningan untuk persiapan habituasi sebelum rilis yang akan dilakukan pada 5 Maret mendatang.
Yosi mengatakan, terwujudnya program pelepasliaran ini merupakan inisiatif dari kedua belah pihak yakni PPS Cikananga dan juga GL Zoo. Keduanya mulai melakukan perencanaan, persiapan dan kegiatan habituasi sejak beberapa waktu lalu. GL Zoo juga menyertakan tiga orang staff keeper (perawat satwa) yang ditugaskan secara bergantian ke TNGC dari 30 Januari 2022 sampai saat ini.
BACA JUGA: 15 Magnet Dunia Ini Ada di Indonesia
Dia menyebut dalam proses pra habituasi, petugas juga melakukan perawatan, observasi, dan memonitor macan tutul bernama Rasi itu dengan menerjunkan dokter hewan dan staf untuk mendukung percepatan program tersebut. “Macan Tutul ini jenis betina bernama Rasi yang diselamatkan tahun 2019 lalu,” ungkap Yosi, Jumat (4/3/2022).
Adapun dukungan yang sejauh ini diberikan untuk menyukseskan program pelepasliaran itu kepada TNGC dan lembaga lainnya yakni perbaikan kandang habituasi dan kandang jebak macan tutul di Site Bintangot, support kandang angkut untuk Rasi, pemasangan CCTV untuk observasi Rasi saat habituasi dan penyediaan alat berupa lima unit CCTV dan TV monitor untuk pemantauan 24 jam.
Dia menambahkan macan tutul Jawa adalah salah satu satwa prioritas endemik Indonesia yang sudah terancam punah dan dilindungi oleh Undang-undang melalui SK Dirjen KSDAE No.180/IV-KKH/2015 bersama 24 spesies penting lainya.
“Ekosistem dikatakan seimbang apabila semua komponen biotik dan abiotik berada pada takaran yang seharusnya dalam jumlah maupun peranannya di lingkungan. Kami harap habituasi Macan Tutul Jawa ini menjadi indikator kualitas ekosistem TNGC,” jelas dia.
Comments