“Yang sudah pasti sampai Maret ada 26 kasus. Terakhir yang diungkap ada sembilan tersangka dengan barang bukti pil koplo ribuan butir,” kata Astuti kepada wartawan, Rabu (20/4/2022).
Baca juga : 5 Bocah SD di Bantul Diduga Konsumsi Pil Koplo
Menurut dia, sebagian besar kasus yang diungkap merupakan praktik peredaran pil koplo. Meski demikian, ada juga pengungkapan psikotropika lainnya.
Astuti mengakui peredaran pil koplo marak dikarenakan harga jual yang murah karena hanya di kisaran puluhan ribu saja per paketnya. Sedangkan dari sisi dampak, penggunaan obat ini tidak kalah dengan narkoba jenis lainnya yang memiliki harga lebih mahal.
“Sasarannya memang untuk yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah dan penggunanya juga banyak anak-anak muda,” katanya.
Dia tidak menampik, pil-pil ini banyak dipasok dari luar daerah seperti Kota Jogja hingga Semarang. Hal tersebut tak lepas dari pengembangan kasus yang ditemukan di Gunungkidul yang kemudian dikembangkan hingga akhirnya ditemukan pemasok.
“Transaksinya dilakukan secara online dengan menggunakan akun-akun media sosial,” katanya.
Kasubag Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto menambahkan, para orang tua harus benar-benar memperhatikan perkembangan anak agar tidak salah pergaulan. Pasalnya, banyak kalangan remaja maupun anak muda yang menjadi sasaran jual beli narkoba, terutama jenis pil koplo yang memiliki harga jual murah.
Menurut dia, pengawasan perlu dilakukan, salah satunya melalui program Lindungi Keluarga Menuju Pukul 22.00 WIB. Hal ini untuk mengantisipasi anak terlibat kejahatan jalanan serta menghindarkan dari potensi salah pergaulan yang berujung pada tindak pidana kriminal lainnya.
“Menuju pukul 22.00 WIB, orang tua diminta mengecek keberadaan anak-anaknya. Kalau masih berada di luar segera minta pulang ke rumah,” ungkapnya.
sumber : Harian Jogja
Comments