Ketua Kelompok Tegal Anggur, Puji Waluyo, mengatakan kebun Tegal Anggur bermula saat awal pandemi Covid-19 pada 2020.
“Kami awalnya iseng kok hasilnya bagus. Terus berlanjut dan ada pihak-pihak yang mendukung sehingga menambah semangat budi daya anggur sampai saat ini,” kata Puji, Senin (16/5/2022).
Baca juga : Satria Taman Sari Jadi Varietas Anggur Bantul
Ada sekitar 50 varian anggur yang ditanam dan dikembangkan bibitnya seperti tamaki, ninel, nizina, bogema, trans, dixon, serta julian. Pembibitan tanaman anggur dari stek batang tanaman anggur yang sudah dibuahi.
“Tanaman anggur yang sudah berbuah dan batangnya tua dipotong untuk di stek. Permintaan bibit kebanyakan varian lama seperti ninel, trans, dan dixon,” katanya.
Adapun harga bibit tanaman anggur sekitar Rp100.000/bibit dengan ukuran tinggi sekitar 50 centimeter. Bibit-bibit anggur itu dipasarkan di Bantul serta pedagang di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Jogja. Pemasaran luar Jogja seperti Bekasi dan Bondowoso.
“Sementara ini bibit, ke depannya olahan. Dampaknya bagus soalnya bisa menambah pendapatan masyarakat. Ibu-ibu juga bisa membuat pupuk organik dan hasilnya kami aplikasikan ke tanaman anggur,” kata Puji.
Dalam pengembangannya, ada pula inovasi silang jenis anggur. Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, mengatakan, beberapa kampung di Kota Jogja juga ada yang mengembangkan kebun anggur. Namun di Kampung Tompeyan ini lebih banyak mengembangkan pembibitan anggur.
Heroe berharap hasil persilangan bibit anggur antara lokal dan luar negeri bisa menghasilkan anggur yang berkualitas bagus, baik dari sisi besaran maupun produktivitas. “Harapan kami di sini menjadi pusat pembibitan anggur yang nanti bisa disebarkan di berbagai wilayah di Jogja. Bagian dari bagaimana kampung-kampung budidaya anggur bisa menjadi tempat produksi,” katanya.
Sumber : Harian Jogja
Comments