Kereta rel listrik (KRL) merupakan sarana transportasi massal yang diminati masyarakat di berbagai belahan dunia.
Meski demikian, budaya atau kebiasaan penumpang di berbagai negara ternyata berbeda-beda. Hal ini terlihat saat Bisnis.com berkesempatan berkunjung ke Jepang dalam rangka program Mass Rapid Transit Jakarta Journalist Fellowship pekan lalu.
Berbeda dengan kondisi yang ada di Jakarta, sebagian besar stasiun kereta di Negeri Sakura, khususnya kota Tokyo, berada di bawah tanah (underground). Bukan itu saja, jumlah jalur kereta (line) yang ada di stasiun di Jepang pun cukup banyak. Jika lengah sedikit saja, Anda mungkin akan kebingungan bahkan tersasar lantaran salah naik kereta.
Pengetahuan soal kebiasaan orang-orang Jepang naik kereta wajib diketahui bagi Anda yang berencana untuk liburan ke Negeri Sakura dan ingin mencoba kereta-kereta canggih, misalnya kereta bawah tanah (subway) hingga kereta super cepat (shinkansen).
Lalu, apa saja perbedaan mendasar budaya naik kereta di Jepang dan Indonesia? Berikut lima hal yang harus Anda perhatikan sebelum naik kereta di Negeri Sakura.
1. Disiplin Antre
Budaya yang sangat melekat di masyarakat Jepang adalah antre. Hal ini berlaku saat para penumpang menunggu kereta. Alih-alih berkerumun di depan gerbong, para penumpang justru antre berbaris hingga pintu kereta dibuka. Situasi ini juga terlihat saat penumpang ingin tap in di pintu masuk kereta.
2. Berdiri di Sebelah Kiri Saat Naik Eskalator
Kebiasaan unik yang Bisnis.com perhatikan di stasiun Jepang terlihat kala warga menunggu giliran untuk menaiki tangga berjalan atau ekslator. Jika di Indonesia orang naik eskalator secara tak beraturan, warga Jepang justru kompak menepi ke sisi kiri ekskalator. Hal ini dilakukan agar penumpang yang terburu-buru bisa berjalan cepat melalui sisi kanan eskalator.
3. Utamakan Penumpang Keluar
Budaya disiplin lain yang sangat dijaga masyarakat Jepang adalah selalu memprioritaskan penumpang yang keluar dari gerbong kereta. Penumpang yang ingin naik pun bersikap sabar sehingga tak terjadi kericuhan misalnya penumpang berebut naik dan keluar kereta.
4. Dilarang Menelepon
Masyarakat Jepang sangat menghormati privasi orang lain. Salah satunya terlihat di dalam kereta. Ketika sudah berdiri atau duduk di gerbong, para penumpang langsung senyap seketika. Jarang sekali ada gerombolan yang mengobrol dengan keras. Bukan itu saja, di dalam kereta juga ada larangan secara tak tertulis untuk tidak menerima atau melakukan panggilan telepon. Menurut warga Jepang, melakukan pembicaraan di telepon selama di kereta bisa menganggu kenyamanan orang di sekitarnya.
5. Mesin Top Up Kartu
Proses pengisian kartu prabayar (top up) di Jepang dan di Indonesia pun jauh berbeda. Jika di Indonesia, PT KAI membuka loket manual yang dijaga petugas, warga Jepang justru melakukantop up kartu Pasmo atau Suica secara mandiri menggunakan mesin. Mesin-mesin tersebut tersedia di setiap stasiun kereta. Cara penggunaannya pun mudah, penumpang tinggal memasukkan kartu dan nominal uang yang ingin di isi di dalam kartu. Setelah transaksi selesai, kartu pun sudah bisa digunakan kembali untuk tap in.http://kabar24.bisnis.com/
Comments