STARJOGJA.COM, Info – Penduduk Saptosari, Gunungkidul, belum sepenuhnya terbebas dari krisis air bersih di musim kemarau. Salah satunya warga Dusun Sumber, Planjan. Untuk memenuhi kebutuhan air mereka terpaksa membeli dari tangki swasta.
Salah seorang warga Dusun Sumber, Sumarwi, mengatakan hingga sekarang belum ada instalasi PDAM yang masuk ke wilayahnya. Hal ini dikarenakan kondisi geografis tempat tinggal yang berada di wilayah perbukitan.
“Rumah saya masuk di dataran tinggi sehingga belum ada instalasi PDAM. Daerah lain di Saptosari sudah banyak yang teraliri sehingga tidak mengalami krisis air saat kemarau,” kata Sumarwi kepada wartawan, Rabu (24/8/2022).
Baca juga : JJLS di Saptosari Tidak Masalah
Guna memenuhi kebutuhan air bersih di musim kemarau, warga sering membeli dari tangki swasta. Harga satu tangki air sebanyak 5.000 liter dijual antara Rp150.000-170.000. “Saya sudah membeli sejak Mei lalu,” katanya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, satu tangki bisa bertahan sampai tiga minggu.
“Semua tergantung penggunaan. Kalau boros, stok yang dimiliki cepat habis. Jadi, kami harus berhemat agar air mencukupi,” katanya.
Dia berharap instalasi PDAM bisa terpasang di dusunnya sehingga warga tidak lagi kesulitan air bersih saat kemarau. “Mudah-mudahan ada fasilitas dari pemkab,” katanya.
Lurah Planjan Muryono mengakui wilayahnya belum terbebas masalah krisis air bersih saat kemarau. Ada dua dusun yang masih membutuhkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Ada di Dusun Legundi dan Sumber. Kedua dusun terletak di dataran tinggi sehingga instalasi PDAM belum bisa masuk,” katanya.
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan sejak Juli lalu sudah mulai menyalurkan bantuan air bersih ke masyarakat. Meski demikian, jumlah yang disalurkan tidak sebanyak seperti tahun lalu.
Hal ini tak lepas dari fenomena kemarau basah sehingga warga masih banyak memiliki cadangan air bersih karena hujan seringkali turun. Total hingga sekarang sudah lebih dari 40 tangki air bersih disalurkan ke masyarakat.
“Selain Saptosari, penyaluran juga dilakukan di Rongkop, Tepus dan Purwosari,” katanya.
Sumber: Harian Jogja
Comments