STARJOGJA.COM, JOGJA – Kongres Kebudayaan Jawa III Menuju Jawa mendunia. Kebudayaan merupakan bagian dari dinamika masyarakat. Budaya jawa saat ini dinilai masih eksis ditengah-tengah perkembangan zaman. Namun juga memiliki resiko untuk luntur.
Setya Amrih Prasaja, Kepala Seksi Bahasa Sastra Dinas Kebudayaan DIY, mengatakan budaya jawa tumbuh dari interaksi dengan budaya lainnya.
“Kalau kita meminjam buku “Nusa Jawa”, jawa terbentuk oleh tiga interaksi. Ada Eropa, Islam dan India. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa budaya jawa merupakan budaya campuran yang sangat terbuka dengan budaya-budaya lain,” jelasnya saat berbincang di Star FM , Selasa.(8/11).
Revianto Budi Santoso, Tim Kongres Kebudayaan Jawa III Yogyakarta juga mengatakan hal yang sama.
“Keterbukaan budaya jawa dengan budaya yang lain membuat budaya jawa sampai saat ini masih eksis di masyarakat,”sambung Revianto.
Meski disebut eksis, namun budaya jawa juga memiliki resiko luntur di tengah perubahan.
“Budaya jawa saat ini memang masih eksis tapi tidak menutup kemungkinan untuk luntur. Dapat dilihat dari bagaimana anak-anak generasi 2000 ke atas mulai tidak mengerti bahasa jawa,”tutur Amrih.
Di samping itu, kebudayaan jawa saat ini dinilai belum mampu menginovasi diri dari sisi dinamisasi peradaban.
“Orang-orang kita masih takut untuk berinovasi terhadap keudayaan karena menganggap kebudayaan luar itu melenceng dari pakem. Padahal kita tahu budaya jawa itu sangat terbuka,”sambungnya.
Adanya kesenjangan antar generasi juga menjadi pokok permasalahan yang ada. Masalah-masalah inilah yang diangkat di dalam Kongres Kebudayaan Jawa III yang mengambil tema “Kabudayan Jawa Anjayeng Buwana” . Tema ini memiliki arti kebudayaan jawa yang ingin mendunia. Mendunianya budaya jawa ini dalam rangka berkontribusi dalam hal-hal positif untuk dunia agar dunia menjadi lebih baik.
“Pertukaran antara budaya jawa dengan budaya lain sekarang tidak stabil. Budaya jawa terlalu banyak menerima tanpa mengenalkan dirinya. Kongres ini bertujuan menyeimbangkan lalu lintas budaya ini,” jelas Revianto.
Kongres Kebudayaan Jawa III ini akan membahas bagaimana cara budaya jawa untuk mendunia. Kebudayaan Jawa diharapkan bisa mendunia, dikenal di berbagai penjuru dan menjadi arah pembelajaran kebudayaan dunia. Kongres ini dilaksanakan untuk membahas pengembangan kebudayaan Jawa
Kongres ini akan dilaksanakan pada 14 sampai dengan 17 November dan akan dihadiri oleh budayawan dan pejabat daerah. Selain itu, masyarakat umum dapat mengikutinya secara daring dan memantau perkembangan kongres melalui sosial media.
“Banyak hal yang menjadi kesempatan untuk mengembangkan budaya, kongres ini adalah salah satu media untuk mengembangkan budaya jawa sebagai identitas kita yang dikenal dunia,” pungkas Revianto.
Simak talkshow lengkapnya di link berikut :
Penulis : Maylin Angelica
Comments