STARJOGJA.COM, Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media online di Indonesia hampir mencapai 9 jam per hari, namun laporan UNESCO menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia tidak mencapai 0,1 persen.
Aplikasi seluler ringkasan buku nonfiksi NexPage kemudian melakukan riset sendiri dan mengaitkannya dengan alasan-alasan berikut ini seperti tertulis dalam keterangannya pada Rabu (28/12/2022).
Kurangnya aksesibilitas terhadap buku
Walaupun orang-orang di kota memiliki akses ke perpustakaan dan buku-buku, namun hal ini mungkin tidak berlaku untuk kota-kota dan desa-desa yang lebih terpencil.
Meskipun beberapa lokasi terpencil memiliki perpustakaan keliling, namun penawaran dan pilihan buku mereka sering kali perlu ditingkatkan.
Kurangnya variasi konten dan judul yang menarik
Banyak buku-buku lokal yang mengadopsi nada yang lebih formal dan penyampaian gaya kuliah, membuat membaca menjadi hobi yang sangat serius.
Banyak judul nonfiksi juga termasuk dalam kategori “buku teks”, sehingga terkesan berat, akademis, dan monoton. Persepsi negatif ini berasal dari minat baca, khususnya judul-judul nonfiksi.
Baca juga : Lima Kota yang Pas untuk Liburan Akhir Tahunmu
Tingginya biaya terjemahan buku-buku asing
Meskipun lebih banyak variasi ditemukan dalam judul-judul asing, hanya beberapa yang nyaman dibaca dalam bahasa Inggris.
Buku-buku asing yang diterjemahkan juga mahal dan hanya tersedia untuk kalangan tertentu, sehingga kurang diterima secara luas.
Sumber : Antara
Comments