Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih akan mengancam sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman. Apalagi saat ini, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus turun di sepanjang bulan Desember 2016.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Mafilindati Nuraini mengungkapkan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini masih terus diwaspadai. Data temuan kasus DBD terakhir pada pekan pertama bulan Desember ini menunjukkan ada 783 kasus.
“Perlu waspada apalagi seiring musim penghujan ini banyak tandon-tandon air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” ujar Linda di kantornya, Jumat (9/12/2016).
Sepanjang tahun 2016, angka kasus DBD di Sleman di awal tahun cukup tinggi. Pada Januari, terdapat 112 kasus DBD yang terjadi dan pada Februari terdapat 131 kasus DBD. Hingga saat ini, untuk korban DBD yang meninggal dunia tercatat hanya delapan kasus. Perubahan cuaca yang tidak menentu dan tingginya curah hujan menjadi pemicu meningkatnya kasus ini.
“Iklim seperti ini juga harus diwaspadai. Namun, penularan DBD ada penurunan, tapi masih ada,” imbuh Linda.
Bukan hanya kasus demam berdarah saja yang patut diwaspadai di tengah musim penghujan ini. Penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh air seni tikus juga berpotensi menyerang warga. Mengingat banyak genangan yang juga berpotensi menjadi media penularan bakteri leptospira yang dibawa oleh tikus. Kendati demikian, Linda menegaskan, penyakit ini masih relatif aman.Holy Kartika N.S./JIBI/Harian Jogja |
Comments