STARJOGJA.COM, JOGJA – DIY Masih Jadi Primadona dikunjungi Wisatawan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini masih menjadi salah satu primadona untuk dikunjungi wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemenkominfo, Septriana Tangkary mengatakan kekuatan DIY ada pada heritage. Keberadaan kuliner, adat istiadat dan pesona wisatanya membuat orang selalu ingin datang ke Jogja.
” Keramahan keluarga besar Jogja itu membuat orang kalau datang ke Jogja seperti pulang ke rumah sendiri, ” jelasnya usai menghadiri seminar ‘Generasi Positive Thinking: Promosi Wisata Unggulan DIY Sukseskan Program Bangga Berwisata di Indonesia’, di Sleman, Jumat (17/3).
Menurutnya, Jogja itu apa saja ada. Obyek wisata di DIY relatif lengkap mulai dari wisata alam hingga kuliner menjadi daya dukung industri wisata di DIY.
” Kreatifitas lokal nya sangat hebat dan dapat dukungan dari semua stake holder. Ini yang membuat wisata DIY mampu menarik perhatian wisatawan,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menargetkan dan memprioritaskan penyediaan jaringan 4G di berbagai destinasi wisata yang dikategorikan super prioritas oleh pemerintah. Pemenuhan ini untuk menarik kedatangan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
“Keberadaan sinyal, khususnya 4G, saat ini sangat penting. Tanpa sinyal hari ini kita tidak bisa bicara, menulis berita, atau menawarkan sesuatu untuk diperdagangkan. Pemerintah berkomitmen menyediakan jaringan sinyal di seluruh wilayah tak terkecuali daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Tidak ada lagi Jawasentris,” kata Septriana.
Demikian juga dengan wilayah-wilayah komersial. Para operator secara simultan diminta mempercepat pembangunan BTS. Sarana ini sebagai pendukung di daerah-daerah penyangga destinasi super prioritas yang sudah ditetapkan pemerintah
Septriana mengatakan di 10 destinasi super prioritas, pemerintah memastikan terpenuhinya jaringan sinyal 4G agar menjadi salah satu daya tarik kedatangan wisatawan nusantara (wisnu) dan wisatawan mancanegara (wisman).
“Sebagai contoh tersedianya jaringan 4G di kawasan Mandalika menjadikan orang-orang lokal bisa mengenalkan dan menawarkan produk UMKM khas di sana.
Demikian juga dengan wisatawan, baik wisnu maupun wisman, mereka bisa langsung mengirimkan gambar berbagai objek wisata menarik yang ditemui langsung ke kenalan,” lanjutnya.
Skema ini bagi pemerintah, kata Septriana, lebih efektif dari sisi biaya dan keterjangkauan untuk promosi wisata bahkan untuk mengenalkan produk UMKM.
Comments