Dwi Estiningsih menyatakan belum terpikir untuk menghapus kicauannya di twitter yang menjadi polemik hingga berujung dilaporkannya ke polisi karena dianggap bernuansa SARA.
“Belum ada pikirian menghapus twit saya,” kata Esti dalam jumpa pers di Warung Makan Omah Djowo, Jalan Lowanu, Umbulharjo, Kamis (29/12/2016).
Ditemani tim kuasa hukumnya, Esti mengatakan apa yang ditulisnya di akun twitter merupakan hal yang wajar di negara demokrasi. Ia mengakui penggunaan istilah ‘kafir’ bisa disalah artikan orang. Ia pun telah menjelaskan soal istilah kafir di akun twitternya.
Mantan caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku telah mempertimbangkan matang pernyatan pribadinya tersebut di Twitter. “Tidak ada kaitannya dengan hukum, tidak ada hubungannya dengan partai,” tegas Esti.
Forum Komunikasi Anak Pahlawan Republik Indonesia (Forkapri) melaporkan akun @estiningsihdwi ke Polda Metro Jaya karena dianggap berkicau bermotif SARA.
Pernyataan Esti itu terkait gambar pahlawan di pecahan uang baru yang diluncurkan Bank Indonesia, beberapa waktu lalu. “Luar biasa negeri yang mayoritas Islam ini Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 pahlawan kafir,” tulis Esti di akun Twtitternya.Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja |
Comments