STARJOGJA.COM, SEMARANG – Popularitas L300 sebagai kendaraan niaga ringan andalan para pelaku usaha di Indonesia rupanya tak akan pernah surut. Terlebih dengan kehadiran Mitsubishi New Colt L300 Euro4 yang semakin membuktikan ketangguhan performa dan daya angkutnya.
Setiap pengguna L300 memiliki cerita masing-masing terkait keandalan dan ketangguhan Mitsubhishi L300. Salah satunya diceritakan Dahman, 40, petani sekaligus pedagang sayur asal kawasan Bandungan tepatnya Jugelan, Sumowono, Semarang.
Saat ini, dia mempunyai dua unit L300 yang sangat signifikan menunjang bisnis dan usahanya. Dua unit itu adalah L300 keluaran 2019 dan L300 terbaru New Colt L300 Euro4. Kedua kendaraan yang dimiliki menjadi andalan bagi Dahman melakukan mobilitas bisnis dan usaha, dengan rute Bandungan-Dieng Banjarnegara setiap hari. Rute dengan medan ekstrem dan dataran tinggi terasa enteng dilibas dengan L300.
Dahman menceritakan sudah memakai L300 sejak 2005. Saat itu dia membeli L300 keluaran tahun 1997.
“Kenapa memilih L300? Yang jelas, saat trouble, spare partnya mudah di bengkel manapun tersedia. Jadi mudah perawatannya,” kata Dahman.
L300 juga dianggap sebagai kendaraan niaga yang “memasyarakat” sangat cocok bagi pengguna dan pasar semua kalangan, terlebih kalangan ekonomi menengah ke bawah.
L300 dia beli agar dia bisa mandiri dalam berbisnis. Awalnya, Dahman hanya seorang buruh di salah satu usaha jasa angkut. Saat itulah dia mulai mengenal dan mulai belajar mengemudikan L300.
“Waktu itu masih buruh, sudah bawa L300, tapi punya orang lain. Di situ saya mulai cinta dengan L300. Membawa muatan banyak ya mampu, muatan sedikit ya oke. Kalau soal tenaga, oke banget.”
Selepas menjadi buruh, Dahman memulai usaha sendiri yakni berjualan sayur dan jasa angkutan. Sayuran yang dia jual, utamanya adalah kubis. Kubis dia ambil dari kawasan Dieng, Banjarnegara. Dari Dieng, sayuran di bawa ke Pasar Jetis Bandungan Semarang.
“Setiap hari mobilitasnya seperti itu. Pukul 02.00 WIB dini hari, saya berangkat ke Dieng, sampai Dieng sebelum subuh, setelah itu kembali ke Pasar Jetis. Jadi dalam sehari, L300 yang saya punya bisa menempuh perjalanan Bandungan – Dieng kurang lebih 200 km, pp [pulang pergi] ya kisaran 400 km. Dan medan Bandungan – Dieng itu luar biasa [berbukit dan berkelok]. L300 enteng banget,” papar Dahman.
Akhir tahun lalu, Dahman menambah aset armada L300 seiring dengan peningkatan kapasitas usaha. Dia menjatuhkan pilihan untuk membeli L300 Euro4. Armada ini tidak kalah tangguh dengan L300 sebelumnya.
Saat menempuh rute tanjakan, performa mesinnya sangat oke begitu pula temperatur mesin juga terjaga.
“Yang L300 lama itu tenaganya luar biasa, yang L300 Euro ini, karena pakai turbo jadi lebih bertenaga lagi.”
Dahman tidak tertarik untuk membeli atau mencoba memakai kendaraan merek lain. Baginya fitur-fitur yang ada di L300 sudah sangat memenuhi kebutuhan bisnisnya.
“BBM sangat irit. Yang L300 Euro4 ini juga bisa pakai biosolar. Saya bandingkan, untuk perjalanan 200 kilometer, yang L300 Euro4 ini rata-rata hanya butuh BBM Rp140.000. Kalau yang L300 sebelumnya bisa mencapai Rp175.000 – Rp180.000.”
Untuk perawatan, L300 Euro4 ini sama seperti generasi sebelumnya. Sangat mudah. Untuk menjaga stamina dan performa kendaraan, pengguna cukup rutin mengganti filter solar.
“Kalau anjuran diler, setiap 10.000 km harus ganti filer, tapi kalau saya, saat mobil yang baru ini sudah menempuh 8.000 km – 8.500 km, filternya sudah saya ganti. Jadi sejak beli November lalu, sudah ganti filter sekali.”
Comments