By 
STARJOGJA.COM, Info – Jelang Februari 2024, bangsa Indonesia memiliki hajat besar-besaran dan menjadi tanggung jawab bersama sehingga perlu berperan aktif untuk mewujudkan pemilu yang damai. Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan Pemilu 2024 yang damai, nyaman dan berjalan dengan baik. Kasubdit 1 Intelkam Polda DIY, AKBP Mochammad Nawawi, S.Pd, MSi. mengatakan, pihaknya sudah melakukan deteksi dini dan kiat-kiat dari awal, mulai dari pendataan sejak adanya undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dan dilaksanakan pentahapannya di tanggal 14 Juni 2022.
“Kami sudah merencanakan kegiatan-kegiatan itu bersama anggota subdit Direktorat Intel dan sudah melakukan deteksi dini. Kiat-kiat yang kami lakukan yakni pertama adalah kami lakukan LO atau penghubung atau koordinasi ke partai-partai, serta penyelenggara seperti KPU dan Bawaslu,” katanya pada Star FM.
Selain itu, Muhammad Nawawi mengatakan, pihaknya selalu melakukan monitoring dalam setiap kegiatan yang ada di KPU dan Bawaslu, bahkan menjadi penghubung partai-partai. Adapun titik fokus dari komunikasi dengan partai ialah mengenai kegiatan partai. Jika ada kegiatan, Polda sudah bisa mendeteksi dan memberikan informasi ataupun petunjuk untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
Tahapan-tahapan Pemilu memang memiliki potensi kerawanan, namun dengan adanya penghubungan, Polda mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang memunculkan kejadian-kejadian tidak diinginkan. Contohnya seperti pada saat kampanye, karena kegiatan ini adalah pergerakan masa, dari satu titik ke titik yang lain. Sehingga diharapkan masyarakat mampu menaati aturan-aturan yang ada.
Wilayah-wilayah yang dikategorikan cukup rawan saat adanya acara-acara besar semacam Pemilu, petanya berbeda tiap tahunnya. Maka dari itu, Polda DIY membandingkan di mana tempat-tempat yang biasanya rawan, agar kedepan tidak ada kejadian serupa, dengan menjaga tempat-tempat tersebut supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“14 Februari adalah tinggal titik terakhirnya, dalam arti untuk kotak suara atau surat suara itulah yang ditentukan. Surat suara maupun nanti setelah penghitungan dan pergeseran kotak suara kita betul-betul antisipasi supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Pada Pemilu 2024, Polda DIY tak hanya melakukan pengawasan di tengah masyarakat tetapi di media sosial. Kasubbid Multimedia Polda DIY, AKBP Naafi’arman, S.T., M.H. mengatakan, di tahun politik ini, situasi makin berkembang, bukan secara nyata saja, tetapi juga di ruang digital.
Naafi’arman menambahkan, ruang digital sangat dinamis, bahkan nuansanya akan lebih terbuka, karena dampaknya bukan hanya untuk wilayah Polda DIY saja, namun secara internasional, nasional maupun lokal. Sehingga isu-isu yang beredar akan semakin meluas dan membuat pihaknya perlu mengambil langkah-langkah antisipasi agar wilayahnya tetap kondusif.
“Sudah banyak yang dilakukan rekan-rekan, bukan cuma ada di bidang multimedia, kita juga saling bekerja sama dalam kegiatan preventif. Kemudian ada juga kegiatan yang sifatnya penegakan hukum. Sekarang, yang sudah dilakukan yakni memantau situasi di ruang digital ini makin intensif. Kami juga melakukan cipta kondisi agar masyarakat tetap damai dan sejalan dengan apa yang menjadi langkah nyata kami dalam usaha membuat masyarakat merasa aman dan nyaman,” jelasnya.
Polda DIY bersama-sama mengupayakan bagaimana menemukan hal-hal yang berpotensi di ruang digital. Naafi’arman mengatakan, upaya-upaya khusus yang dilakukan diantaranya dengan membuat opini, langsung menyapa yang bersangkutan dan meluruskan berbagai informasi yang tidak sesuai fakta dan membuat suasana menjadi tak nyaman.
Pada pelaksanaan pemantauan ruang digital, Polda DIY tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan stakeholder terkait, termasuk dengan rekan-rekan dari asosiasi media cyber Indonesia. Maka dari itu, masyarakat diharapkan lebih hati-hati dan teliti dalam memilah informasi di media sosial.
Saat ini, generasi muda itu menjadi aset yang sangat luar biasa di pemilu 2024 ini. Polri tentunya tetap mewanti-wanti kepada generasi muda untuk berhati-hati menyampaikan kebebasan sikapnya di ruang digital, dan jangan melupakan rambu-rambu dalam mengekspresikan diri ini.
Salah satu agenda lain adalah menggandeng teman-teman pers untuk mewujudkan atau berkomitmen untuk mewujudkan pers berkualitas dan mendorong Pemilu yang damai, karena media mainstream ini merupakan alat untuk membandingkan bahwa suatu berita palsu atau tidak.
Dewasa ini, melalui ruang digital semua orang bisa menjadi Jurnalis, karena media begitu terbuka menerima informasi dari berbagai sumber. Adanya media mainstream baik online, cetak, televisi dan radio bermanfaat untuk mengukur bahwa berita terklarifikasi atau tidak. Umumnya, media ini selalu mengklarifikasi berbagai macam berita yang beredar di tengah masyarakat, termasuk isu-isu yang beredar di media sosial, bahkan meluruskan berita hoax.
Informasi yang semakin pesat, berpotensi menimbulkan berbagai masalah pula. Maka dari itu, masyarakat harus cermat dalam menerima informasi, dan mencari kebenaran berita yang diterima, jangan malah menelannya mentah-mentah, terlebih menjelang tahun politik ini.
Comments