News

Di Israel Ada 30.000 Orang “Terbang”, Ada Apa?

0
sniper dari Israel
ilustrasi serangan bom (antara)

STARJOGJA.COM, Info – Selama perang Israel dan Palestina ada kenaikan jumlah penumpang sejak 7 Oktober 2023 pada Minggu (4/2/2024) di Bandara Israel yakni Ben Gurion International Airport. Laporan dari The Times of Israel yang dikutip pada Senin (5/2), ada 30.000 orang berangkat dari pusat perjalanan utama Israel pada hari tersebut.

Hal tersebut dilaporkan karena semakin banyak orang yang dibebaskan dari dinas cadangan (reserve duty), lebih banyak maskapai mulai mengoperasikan penerbangan ke negara tersebut, dan harga tiket yang sedikit menurun. Namun, sejauh ini belum diketahui destinasi terbesar dari lonjakan yang terjadi di bandara Ben Gurion.

Mengutip dari laporan Globes pada 6 November 2023, selama perang, rata-rata 100 penerbangan mendarat setiap hari di bandara Ben Gurion dibandingkan dengan kondisi biasanya, yang sebanyak 500 penerbangan.

Adapun, sebagian besar lalu lintas udara melibatkan tiga maskapai Israel yakni El Al, Arkia, dan Israir. Sebagian besar maskapai asing juga telah membatalkan penerbangan di masa tersebut lantaran premi asuransi yang naik tajam.

Ketiga maskapai Israel tersebut dapat terus terbang karena mereka diasuransikan oleh Inbal Insurance Co. yang dimiliki oleh pemerintah, yang telah menerima jaminan negara.

Namun, maskapai Israel tidak terbang ke semua tujuan. Kemudian, melihat dari laporan The Jerusalem Post, setelah berbulan-bulan ‘berada di luar peta tujuan dunia’, tren untuk kembali ke Israel dikatakan sedang berlangsung. Pada Kamis (1/2) empat maskapai penerbangan kembali mendarat di Israel. Selama Januari 2024, total delapan maskapai penerbangan akan kembali ke Israel.

Diketahui lebih banyak maskapai penerbangan akan melanjutkan operasi dari Israel akhir bulan ini, termasuk Air Seychelles (Mahe), Air Europa (Madrid), Azerbaijan Airlines (Baku), dan Georgian Airways (Tbilisi). Di lain sisi, mengutip Al Jazeera, selama perang ini, sektor ekonomi Israel yang diperkirakan menjadi sektor yang paling menderita adalah sektor pariwisata, yang menyumbang 2,6% produk domestik bruto (PDB) sebelum pandemi pada 2019.

Baik pariwisata asing maupun domestik di Israel telah mengalami penurunan sejak dimulainya perang.

“Perang tidak hanya tragis, tapi juga mahal. Dampaknya terhadap pariwisata, misalnya, sangat nyata dan tidak bisa diabaikan,” jelas kolumnis teknologi dan penasihat startup yang berbasis di Beit Shemesh, Israel, Hillel Fuld.

 

Sumber : Bisnis

Baca juga : Komisi Eropa Menunggu Hasil Penyelidikan Tuduhan Israel untuk Pendanaan bagi Pengungsi palestina

Bayu

Solusi Prabowo untuk Ekosistem IT: Langsung Bangun Pabrik dan Beasiswa di Bidang STEM

Previous article

Hari Keempat Film Agak Laen Tayang di Bioskop Tembus 1 Juta Penonton

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News