STARJOGJA.COM, Info – Peperangan dan teror di suatu negara membuat stabilitas negara terguncang sehingga banyak yang mengungsi untuk mencari selamat. Pengungsi anak terbesar dunia menurut Badan PBB untuk anak-anak UNICEF pada Jumat (9/2) ada di Sudan.
Menurut badan tersebut, sekitar 3 juta anak-anak di Sudan terusir dari tempat tinggal mereka akibat perang saudara yang merebak sejak April 2023 lalu. Selain itu, ada 2 juta lainnya yang masih mengungsi akibat krisis-krisis sebelumnya.
Juru bicara UNICEF James Elder dalam konferensi pers mengakui mendengar kabar krisis kemanusiaan saat kembali mengunjungi Sudan, setelah terakhir datang ke negara itu saat konflik di Darfur 20 tahun yang lalu.
“Ketika saya kembali ke sana pekan lalu, Saya dengar kabar-kabar orang tewas akibat malnutrisi maupun kekerasan. Saya juga bertemu banyak anak-anak muda berusia 20-an yang mimpinya telah pupus,” ucap Elder.
Sudan tengah dilanda perebutan kekuasaan antara militer Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, ketua Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pimpinan Hemedti.
Kondisi hidup yang buruk bagi anak-anak di Sudan akibat malnutrisi akut, terusir dari tempat asal, serta ambruknya sistem kesehatan justru lebih membahayakan nyawa anak-anak daripada perang itu sendiri.
Ia mengatakan, lebih dari 700 ribu anak-anak berpotensi terdampak malnutrisi yang mengancam nyawa tahun ini akibat peperangan yang sudah berlangsung selama 300 hari.
Sementara itu, Elder mengatakan bahwa PBB tidak akan bisa menangani lebih dari 300 ribu anak-anak apabila akses dan dukungan tambahan tidak terjamin.
Ia menyoroti terjadinya peningkatan sebesar 500 persen kasus pembunuhan, kekerasan seksual, dan rekrutmen militer yang menyasar anak-anak di Sudan dibandingkan tahun lalu.
“Hal itu berarti jumlah anak-anak yang meninggal, diperkosa, dan terlibat dalam perang telah mencapai angka yang mengerikan. Apalagi, angka ini hanya sekadar puncak gunung es,” kata dia.
Terlebih, dua per tiga populasi Sudan saat ini kekurangan akses kesehatan, lanjutnya.
“Ini adalah perang yang menghancurkan sistem kesehatan dan gizi, dan inilah yang membunuh orang-orang,” ucap Elder.
UNICEF juga memperkirakan 3,5 juta anak-anak menderita malnutrisi akut tahun ini, dan 700 ribu di antaranya membutuhkan penanganan medis khusus.
Sumber: Anadolu/Antara
Baca juga : Anak yang Tewas di Tepi Barat Naik Dua Kali Lipat
Comments