Setelah dirawat selama satu bulan di RSUP Dr Sardjito, Muhammad Tsaqif Dirga Krisnawan diperbolehkan pulang. Selama dirawat dua pekan terakhir, bayi korban kecelakaan maut di Jalan Magelang, Kamis (22/12/2016), kesehatannya membaik.
Baca Juga : KISAH TRAGIS : Kini Yatim Piatu, Bayi 4 Bulan Korban Kecelakaan di Jalan Magelang Masih Dirawat di IMC RSUP dr Sardjito
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sardjito Tresno Heru Nugroho mengatakan kondisi Tsaqif kini sudah sangat membaik. Melihat kondisi saat ia datang ke rumah sakit dengan keadaan yang sangat parah karena pendarahan hebat di bagian kepala balita ini sangat kuat dalam proses penyembuhan medis.
“Dokter sangat maksimal menangani Tsaqif, saat datang ia dalam kondisi koma karena benturan dengan benda keras membuat ada pendarahan di bagian kepalanya. Saat itu tim dokter memasangkan berbagai alat medis untuk membantu penyembuhan korban,” katanya, Senin (23/1/2017).
Dikatakannya sesuai dengan prediksi secara perlahan pendarahan di kepala korban dapat diresopsi oleh tubuh sehingga menjadikan kondisi koban menjadi normal kembali. Kini dengan kondisi yang sudah memungkinkan dan sehat Tsaqif sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter.
Meski diperbolehkan pulang, Tsaqif masih harus menjalani proses perawatan. Heru menuturkan namun di bagian otak korban masih ada cairan yang menggenang dan harus dikeluarkan. Untuk mengeluarkan cairan tersebut tim dokter memasang sebuah selang yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan.
“Selang tiu kemarin dipasang dengan operasi, digunakan untuk mengeluarkan cairan yang menggenang di otak korban. Nanti saat usia korban sepuluh tahun akan dilakukan operasi kembali untuk menyambung selang,” imbuhnya.
Melihat kondisi korban yang semakin membaik tersebut pihak rumah sakit yakin bahwa korban bisa tumbuh normal seperti anak-anak diusianya. Meski sebelumnya pihak rumah sakit juga sempat sedikit ragu dengan kondisi Tsaqif.
“Kasus seperti Tsaqif ini terbilang parah dan susah diatasi. Namun saya juga salut di usianya yang masih balita Tsaqif kuat untuk bertahan melawan penyakitnya,” ujar Heru.
Sementara itu Paman korban Kantun Basuki mengatakan, jika sebelumnya Tsaqif hanya bisa minum ASI melalui sonde yang terpasang di tubuhnya, sejak empat hari Tsaqif sudah bisa minum dengan menggunakan dot. hal tersebut sangat bmenunjukan perkembangan yang sangat pesat dan sangat membuat pihak keluarga sangat lega.
“Sekarang minum asi sudah pakai dot, dari air ASI 80-100 cc terkadang sudah dihabiskan oleh Tqaqif. Jika kondisinya semakin membaik Sondenya akan dilepas,” kata Kantun.
Sementara untuk persediaan ASI, Kantun menuturkan ada beberapa pendonor yang bersedia menyediakan ASI untuk diberikan kepada Tsaqif. Pihak keluarga selalu mencari pendonor ASI, karena untuk perkembangan dan penyembuhan Tsaqif ASI memang lebih bagus daripada menggunakan susu formula.
Terkait dengan proses hukum, pihak keluarga korban menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Pihak dari pengemudi yang menabrak Tsaqif dengan dua orang tuanya, kata Kantun juga sudah menemui untuk melakukan mediasi sebagai bentuk tanggung jawab.
“Untuk hubungan dengan keluarga pengemudi, alhamdulillah sudah dimediasi. Mereka mau untuk bertanggungjawab,” katanya.
Diberitakan sebelumnya Tsaqif dan kedua orangtuanya menjadi korban kecelakaan maut. Orangtua Tsaqif, Sutrisno, 34, dan Sri Kanthi Prihatin, 34, meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Sementara pengemudi mobil yang menabrak sepeda motor tersebut, Herman, 45, dinilai lalai dalam mengemudi sehingga menghilangkan dua nyawa tersebut kini akan terancam pasal 310 ayat 3 dan 4 Jo Pasal 106 ayat (1) UU nomer 22/2009 tentang Lalu lintas dan angkutan Jalan dengan ancaman hukuman pidana penjara selama enam tahun. | Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja |
Comments