Demi memenuhi kebutuhan benih dalam negeri, Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan DIY melakukan gerakan tanam produksi benih. Diharapkan, dengan program tersebut ketersediaan benih tidak mengalami kelangkaan saat dibutuhkan.
Kepala BPTP Balitbang Provinsi DIY, Joko Pramono mengatakan, gerakan tanam produksi benih juga bertujuan untuk mensukseskan gerakan upsus swasembada kedelai.
“Selain mensukseskan gerakan upsus swasembada kedelai yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, gerakan tanam benih ini juga bertujuan mengurangi impor benih,” kata Joko Pramono disela aktifitas gerakan tanam produksi kedelai perdana di Padukuhan Peron, Desa Bleberan, Kecamatan Playen Jumat (27/1/2017).
Selama ini, kata Joko, kendala yang dihadapi petani adalah kesulitan mencari benih pada saat tanam berkualitas. Oleh karena itu, pihaknya memiliki program tanam produksi benih untuk mengatasi sejumlah persoalan yang ada.
Namun diakui, benih kedelai memiliki daya simpan yang relatif pendek dibanding benih padi, sehingga perlu disiapkan benih yang berkualitas.
Menurut dia produksi benih di satu wilayah panen setelah melalui proses sertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), kemudian ditanam, misalnya dilahan sawah.
“Dengan pola misalnya, padi-padi, kedelai atau padi-padi palawija. Dari hasil tanam bisa digunakan untuk lahan kering pada musim pertama,” terangnya.
Disamping itu, BPTP Balitbangtan juga mengenalkan varietas baru seperti anjasmara dan grobokan. Tujuannya adalah agar petani memiliki variasi benih pilihan. Dia menyebut produk benih baru produksinya lebih tinggi dibanding varietas lokal.
Sementara itu, salah seorang anggota Kelompok Tani Kandang Jambu, Bleberan, Playen, Siswo Gunadi menyambut baik program tanam benih padi tersebut. | Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja |
Comments