STARJOGJA.COM.JOGJA – Telkom Indonesia Unggulkan Five Bold Moves. Penyedia layanan telekomunikasi , Telkom Indonesia terus melakukan pengembangan bisnisnya. Pengembangan itu dilakukan melalui strategi bisnis Five Bold Moves (5BM). Selain implementasi strategi FMC, InfraCo hingga Data Center, Telkom menunjukkan kinerja yang positif.
GM Telkom Witel Yogya Jateng Selatan Agus Faisal mengatakan, Telkom sudah melakukan transformasi sejak tahun lalu. Saat ini, Telkom memiliki lima gerakan transformasi sesuai dengan kebutuhan bisnis. Implementasi strategi Telkom tersebut tertuang dalam Five Bold Moves (5BM).
Perubahan strategi yang dilakukan oleh Telkom Indonesia menjadi bukti nyata bahwa transformasi yang dijalankan berada pada jalur yang benar dan dapat memberikan hasil yang optimal bagi para pemangku kepentingan serta masyarakat.
Faisal mengatakan Five Bold Moves tersebut meliputi Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, Business-to-Business (B2B) Digital IT Service Co dan DigiCo.
“Kami secara korporasi memiliki langkah berani dan strategik sesuai kebutuhan bisnis. Bisnis kan follow market makanya strateginya harus menyesuaikan,” katanya saat mengikuti Talkshow Kemerdekaan RI bertema Semangat Baru Indonesia Maju melalui live streaming Youtube Harian Jogja dan Star FM pada Rabu (28/8/2024).
Selain Faisal, narasumber lainnya adalah Eksekutif General Manajer PT Pos Indonesia Kantor Cabang Utama Pos Yogyakarta Sujatmiko, Manager PLN UP3 Yogyakarta Pundhi Nugroho Jati dan Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro. Kegiatan yang didukung oleh Telkom Indonesia itu dimoderatori oleh Deputi Direktur Harian Jogja Nugroho Nurcahyo
Faisal melanjutkan bahwa strategi FMC sudah dilakukan eksekusinya pada tahun lalu. FMC diterapkan dengan menggabungkan IndiHome ke Telkomsel agar nantinya layanan fixed dan mobile broadband ini berada dalam satu entitas untuk memberikan layanan broadband terbaik dengan biaya yang efisien.
“Dulu IndiHome dikelola Telkom, saat ini digabung dengan Telkomsel. Itu bagian dari strategi Five Bold Moves,” terangnya.
Inisiatif InfraCo yang merupakan langkah konsolidasi pada infrastruktur telekomunikasi, dilakukan Telkom untuk memaksimalkan layanan network sharing demi mengoptimalkan potensi dan valuasi. Telkom mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia TIF) yang fokus pada pengelolaan aset infrastruktur Telkom.
“Per 1 Agustus lalu sudah ada organisasi khusus, anak perusahaan yang akan mengelola ini supaya secara bisnis bisa lebih fleksibel,” katanya.
Selanjutnya pada inisiatif Data Center Co, Telkom saat ini tengah melakukan konsolidasi data center dalam satu entitas Telkom Data Ecosystem. Secara nasional terdapat 32 data senter di mana lima data senter ada di luar negeri yang dimiliki Telkom, yang bakal menjadi bisnis penting untuk pengembangan layanan Telkom.
“Data center, penting untuk melakukan pengembangan aplikasi. Di Jogja juga ada data center, lengkap dengan data securitynya semua tinggal pakai. Bisa dipakai, tinggal sewa. Jadi tidak perlu repot-repot bangun data center sendiri,” katanya.
Untuk B2B Digital IT Service Co, katanya, secara korporasi Telkom berfokus untuk memberikan pelayanan secara B2B dengan segmen pemerintah atau korporasi lainnya. Sejalan dengan agresivitas Perseroan dalam mengembangkan segmen B2B, Telkom melalui anak usahanya NeutraDC yang bergerak pada bidang Data Center dan Cloud.
“Untuk DigiCo, nanti juga ada satu unit perusahaan yang akan mengelola DigiCo ini,” katanya.
Indonesian Digital Network
Faisal menjelaskan, Telkom sudah memiliki Indonesian Digital Network. Kalau dulu telepon atau telepon koin masih menggunakan jaringan kabel tembaga maka sekarang sudah menggunakan jaringan kabel fiber optik. Sampai Juni 2024, Telkom memiliki 177.190 Km jaringan kabel fiber optik yang dibangun baik di dalam (112.000 km) maupun luar negeri (64.000 km).
Jumlah tersebut bisa melayani 16,3 jutaan port atau layanan sambungan bagi pelanggan. “Kalau dikonversikan itu empat kali keliling bumi. Bisa menghubungkan 501 kabupaten/kota di Indonesia. Ini sebagai basic digital connectifity sebelum akses layanan digital network di Indonesia,” katanya.
Telkom, lanjutnya, masih menggunakan tiga satelit untuk mendukung pengembangan bisnis dengan kapasitas yang baik. Selain itu, Telkom juga didukung oleh 265.904 BTS di mana layanan dominan 4G sebanyak 216.000an BTS, 2G masih di 48.000an, dan 716 BTS layanan 5G serta 43.600 tower.
“Pembangunan BTS ini akan terus dikembangkan, tentu disesuaikan dengan kebutuhan market. Wilayah pelosok-pelosok tetap kami bangun sesuai kebutuhannya,” kata Faisal.
Telkom Indonesia memiliki induk perusahaan dan anak perusahaan yang banyak. Namun demikian, katanya, masing-masing perusahaan berfokus pada bidang bisnis yang digeluti. “Kami juga memiliki Big Data yang bisa digunakan. Kami bisa mengelola data pemerintahan ataupun korporasi,” katanya.
“Jadi secara network bangun negeri, secara layanan sudah disiapkan. Kami juga memiliki perwakilan di 15 negara beberapa di antaranya Amerika, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam,” tambahnya.
Pengembangan yang dilakukan Telkom Indonesia, lanjut Faisal, tidak telepas dari visi yang diusung korporasi di mana Telkom ada untuk mewujudkan digitalisasi di seluruh negeri. Begitu juga visi Telkom untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan berdaya saing.
“Kami memiliki misi untuk mempercepat layanan platform digital, yang cerdas, berkelanjutan dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Jadi sudah sangat liener ya dengan apa yang dilakukan oleh Telkom Indonesia,” katanya.
Dijelaskan Faisal, Telkom Witel Yogyakarta Jateng Selatan tidak hanya membawahi wilayah DIY tetapi juga sebagian wilayah Jateng seperti eks Karesidenan Kedu hingga eks Karesidenan Banyumas. Hal ini dampak dari penyesuaian strategi bisnis yang dikembangkan oleh Telkom
Comments