STARJOGJA.COM, Info – Sistem penyiraman tanaman IoT (Internet of Things) dapat untuk mengoptimalkan proses penyiraman tanaman. Masyarakat dapat memantau kondisi tanah, kelembaban udara, dan cahaya matahari secara real-time, lalu secara otomatis mengatur jadwal dan jumlah air yang dibutuhkan tanaman.
Inilah yang diungkapkan Dr. Eng. Sarwo Pranoto, S.T., M.Eng., dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY dalam pendampingan bagi anggota KWT Mawar I di Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Minggu (22/9). Kegiatan ini diadakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Departemen Pendidikan Teknik Elektro dan Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bekerja sama dengan Kemendikbudristek.
Sarwo Pranoto mengatakan penerapan sistem penyiraman otomatis ini tidak hanya akan menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan air. Dalam konteks pertanian modern, efisiensi ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam.
“Dengan sistem yang lebih terintegrasi, anggota KWT Mawar I dapat fokus pada pengelolaan hasil panen dan inovasi produk, tanpa terbebani oleh proses penyiraman yang memakan waktu,” kata Ketua Tim PkM FT UNY tersebut.
Hal ini mencerminkan pentingnya teknologi dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas. Ir. Rustam Asnawi, S.T., M.T., Ph.D. menegaskan sistem penyiraman tanaman IoT yang didukung oleh energi baru terbarukan merupakan solusi inovatif untuk pertanian modern.
“Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya alam secara optimal, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan produktif,” ujar Sekretaris Tim PkM FT UNY itu.
Kegiatan PkM di Ngentak ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pertanian di wilayahnya sekaligus dapat meminimalisasi kekurangan pangan, ekosistem pengairan dan kemitraan dengan masyarakat.
Sementara itu dosen Departemen Pendidikan Tata Boga FT UNY Dr. Nani Ratnaningsih, S.TP., M.P., memberi pelatihan tentang cara mengolah hasil panen cabai menjadi produk sambal kemasan. Pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian mereka, mengingat sambal merupakan salah satu produk olahan yang memiliki permintaan tinggi di pasaran.
“Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan anggota KWT dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang berkualitas,” kata Nani.
Pendampingan yang diberikan tidak hanya sebatas pada proses produksi, tetapi juga mencakup aspek pengemasan dan pemasaran. Tim PkM memberikan pelatihan tentang penentuan harga jual dan labelling kemasan produk, serta strategi pemasaran menggunakan media sosial. Hal ini sangat penting, mengingat pemasaran yang efektif dapat membantu produk sambal cabai dari KWT Mawar I menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan memanfaatkan platform digital, produk mereka tidak hanya dapat dijual di tingkat lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk dipasarkan secara nasional bahkan internasional. Selain itu, penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran juga menjadi fokus pembahasan, karena dapat membantu mempromosikan produk secara lebih efisien dan efektif. Dengan strategi pemasaran yang tepat, produk sambal cabai dari KWT Mawar I dapat bersaing dengan produk sejenis di pasaran.
Ketua KWT Mawar I, Wiwin mengungkapkan bahwa metode penyiraman yang manual seringkali tidak efisien dan membutuhkan banyak sumber daya manusia, sehingga penerapan teknologi ini menjadi solusi yang sangat dibutuhkan. Menurutnya secara keseluruhan, kegiatan PkM ini menunjukkan sinergi antara teknologi dan keterampilan tradisional dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan menggabungkan pelatihan pengolahan produk, pemasaran, dan penerapan teknologi modern, KWT Mawar I diharapkan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya,” harap Wiwin.
Melalui pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan anggota KWT Mawar I tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan ketahanan pangan. Dengan demikian, keberhasilan proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi inisiatif pengabdian masyarakat lainnya di masa depan.
Sumber : UNY
Baca juga : Bibit Pohon Cemara Udang Ditanam BPBD Banyak Rusak
Comments