STARJOGJA.COM, Info – Jika kita membahas vitamin D maka akan teringat adalah sinar matahari. Dian Caturini S, BSc, MSc, Phd Departemen Gizi Fk-KMK UGM mengatakan peran vitamin D lebih dari kesehatan tulang dan otot saja.
“Matahari itu yang membuat vitamin D sangat unik. Vitamin itu kan biasanya dari makanan, nah untuk vitamin D ini kebutuhan yang kita perlukan 80% nya justru dari sinar matahari, yang menarik kita tinggal yang banyak sinar matahari harusnya kita tidak ada risiko kekurangan vitamin D. Akan tetapi perilaku kita terhadap paparan sinar matahari justru kita berisiko kekurangan vitamin D walaupun paparan sinar matahari di negeri kita banyak,” katanya kepada Star FM.
Namun menurut Dian, vitamin D berbeda dengan vitamin lainnya. Sebab ada keunikan tersendiri bagaimana vitamin D ini sangat dekat dengan paparan sinar matahari.
“Yang unik dari vitamin D ini, kita punya simpanan vitamin D di kulit kita. Matahari mengubah bentuknya sehingga menjadi aktif dan bisa dimanfaatkan untuk tubuh kita,” katanya.
Dian mengatakan sinar matahari yang menjadi sumber vitamin D namun ada kendala jika menggantungkan dari sinar matahari. Pertama kulit kita terpapar radiasi dari paparan sinar matahari dan menjadi tidak optimal.
“Kedua saat musim hujan tidak banyak sinar matahari. Kebiasaan kita terhadap paparan sinar matahari, orang kita kan tidak suka kulit agak gelap. Lalu dari segi estetik dan kesehatan kulit dengan tabir surya jadi susah untuk mengubah vitamin D lebih aktif,” katanya.
Menurutnya ada waktu terbaik untuk mencari sinar matahari agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Jika terlalu pagi hari menurutnya akan membutuhkan waktu lama agar optimal.
“Kalau di jam 11-13 WIB itu di saat panas panasnya itu 15-20 menit sudah cukup untuk kebutuhan sehari hari. Ya kalau lebih awal di pagi hari yang membutuhkan waktu yang lebih lama ya 30-45 menit,” katanya.
Namun jika susah mendapatkan sinar matahari maka solusinya perlu ada asupan dari makanan dan tambahan sumplemen. Sebab faktor eksternal berkontribusi tidak bisa menggantungkan dari matahari.
“Makanan memang tidak banyak bisa dari ikan ikanaan dari minyak. Dari susu telur dan ikan itu salah satu sumber dari vitamin D. Jalan lainya ada suplementasi. Vitamin D3 itu sebagian besar dari hewani dari D2 itu plant base yang butuh untuk kita ya D itu,” katanya.
Jika memang tidak dapat memenuhi dari sinar matahari dan makanan maka pilihan lainnya adalah dari suplemen. Namun setiap umur vitamin D disesuaikan dengan kebutuhannya.
“Suplementasi itu mengignat kebutuhan dewasa 800-1000 internasional unit, kebutuhan kita lagi nyeri maka butuh lebih banyak. Anak anak di 400-600 international unit, remaja diangka 800 internasional unit,” katanya.
Baca juga : Vitamin D bisa cegah timbulnya alergi berulang pada anak
Comments