Pada periode pemerintahan Hamengku Buwana VI sampai dengan Hamengku Buwana VIII ada beberapa pesanggrahan yang didirikan, berbeda dengan pendahulu-pendahulunya, misi, bentuk, dan tata ruangnya juga sudah berbeda. Pesanggrahan yang didirikan memang untuk kepentingan pesiar saja dan bangunannya menggunakan atap dengan struktur kayu. Pesanggrahan-pesanggrahan kraton yang didirikan, antara lain: Pesanggrahan Ambarbinangun, Ambarrukmo, dan Ngeksiganda.
Situs ini sekarang bernama Pondok Pemuda Ambarbinangun. Pada mulanya adalah sebuah pesanggrahan yaitu bangunan berupa taman kerajaan yang eksklusif milik Kasultanan Ngayogyakarta. Pesanggrahan ini dibangun pada masa HB VI oleh seorang pengusaha Belanda bernama Wenschang. Berdasar huruf Jawa kuno pada tugu prasasti I, pembangunannya selesai pada tahun 1784 Jawa/1855 M. Atas jasanya, HB VI menganugerahi Wenschang gelar Nayoko ( setingkat menteri ).
Pada masa Pemerintahan HB VII, dilakukan perbaikan dan perubahan pada pesanggrahan ini. Pertama Gedong Papak yang semula kolam diubah menjadi 6 KM dan WC. Kedua, untuk keamanan dan memperlancar kluar masuknya kendaraan raja, jalan menuju Dusun Tempuran dipindah dari barat ke utara.
Pada masa HB VIII pengisian air kolam di pesanggrahan yang semula dari Kedung Bayem diganti mata air dari Dusun Tempuran memakai pipa-pipa besi.
Pada masa HB IX, tempat ini masih dipakai untuk rekreasi sampai masa penjajahan Jepang dan kemudian dipakai untuk pusat latihan Kaibodan dan Sainendan. Masa class II terutama Gedung Pangeran dipakai sebagai gudang obat-obatan dan senjata tentara RI. Tetapi karena Belanda mengetahui lokasi dan fungsi gedung tersebut, oleh tentara RI gedung tersebut dibakar supaya tidak direbut Belanda.
Comments