Starjogja.com, Yogyakarta – Peran orang tua dalam pendidikan anak dalam sebuah keluarga menjadi point penting, bahkan peran ini harus diperhatikan sejak anak masih dalam kandungan. Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy di Gedung B Kampus Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta rangkaian acara dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ke-100 tahun.
Muhadjir mengatakan pendidikan anak telah dimulai sejak dalam kandungan berdasarkan pada Al quran, dalam surat Al Luqman ayat 12-14 yang menyebutkan pendidikan dimulai dalam kandungan. Dalam surat itu dijelaskan bahwa orang tua khususnya ibu menjadi bagian penting dalam pendidikan anak. “Kita harus menghormati dan memuliakan orang tua karena ibunya yang mengandung dengan susah payah wahnan ala wahnin, jadi paud itu dimulai sejak dari berupa janin kemudian dua tahun, setelah itu ketika ibu menyusui merupakan awal dari pendidikan untuk anak. Jadi bukan dibawah lima tahun tapi sejak dalam kandungan,” ujarnya saat membukia rembug nasional pendidikan usia dini di Kampus Universitas Aisyiah Yogyakarta, Kamis (18/05).
Muhadjir menyebut Kementrian Pendidikan menaruh perhatian besar pada pentingnya peran keluarga, atau orang tua, khususnya ibu dalam pendidikan anak ini. Maka dari itu ia mendorong semua pihak baik seperti organisasi perempuan Aisyiah untuk menggelar pendidikan parenting kepada para ibu.
“Maka dari itu pedidikan harus dimulai dari ibu karena itu saya dorong adanya parenting education untuk memberikan pendidikan kepada orang tua agar supaya bisa siap dalam mendidik anaknya sejak dari kandungan,” ujarnya.
Muhadjir menceritakan saat dirinya berkunjung ke Papua beberapa waktu lalu di pedalaman Papua, dimana peran ibu menjadi sangat penting dalam pendidikan anak. Dia menemukan masalah mendasar seorang ibu yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam merawat janinnya. Sementara itu di bagian pesisi Papua pengetahuan ibu untuk merawat janin jauh lebih siap dan menguasai.
“Faktor mendasar dalam merawat janin dan anak anak sangat kekurangan asupan otak seperti asam folat yang sangat rendah sehingga pertumbuhan otaknya tidak maksimal. Hal itu karena Papua sulit menerima bahan pelajaran. Berbeda di wilayah pesisir Papua lebih bagus karena mereka mendapat asupan asam folat dari ikan, baik laut dan sungai jadi anak anak yang tumbuh di pesisir dan di pegunungan beda, bahkan mungkin lebih bagus dengan kita yang di jawa,” ujarnya.
Dari contoh kasus tersebut maka ia mendorong kepada ibu muda, untuk belajar merawat dan memberikan pendidikan yang baik di kemudian hari sehingga sangat diperlukan adanya pendidikan bagi orang tua terutama ibu. Selain itu keraifan lokal pun juga harus diperhatikan dalam merawat anak sejak dalam kandungan.
“Saya rasa kearifan lokal sangat beragam mulai dari pantangan tertentu di tradisi Jawa karena pengalaman psikis orang tua, saat mengandung akan memiliki implikasi langsung kepada janin. Maka dari itu orang Jawa mengatakan saat wanita sedang hamil tidak diperbolehkan membenci, karena saat anak lahir akan seperti yang di benci,” ujarnya.
Muhadjir menambahkan saat ini pihaknya belum begitu fokus dalam pendidikan usia dini, namun ia merasa terbantu dengan Kementrian Desa. Hal itu dikarenakan rantai sosial yakni anak masuk dalam keluarga dan keluarga masuk dalam lingkup pendesaan, sehingga pihaknya merasa terbantu dengan beberapa program yang sedang dilakukan kementrian desa.
“Saat ini belum bisa fokus pada hal itu, namun saya merasa terbantu dan berterima kasih kepada Menteri Desa yang juga memberikan pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarenakan anak merupakan domain dari keluarga yang ada di desa. Saat ini kita juga sedang fokus pada pendidikan guru guru paud. Kita juga berikan beasiswa kepada guru paud dengan harapan pelayanan guru paud semakin baik sehingga nanti ada perhatian dalam pendidikan paud,” pungkasnya. (Abr/Abr)
Comments