Bisnis akik masih fluktuatif dan belum terdata. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Jogja Suyana mengatakan situasi ini menunjukkan kecenderungan menurun.
“Akik bisa digolongkan dalam aksesoris tetapi untuk jumlahnya belum bisa dipastikan, menunggu situasinya stabil dulu baru bisa didata,” ujarnya, saat membuka Pameran Karya Istimewa Akik dan Kerajinan Jogja di Griya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Kamis (8/10).
Suyana tidak menampik jika bisnis batu mulia yang sempat menjadi tren mulai menunjukkan penurunan. Oleh karena itu, kata dia, bisnis yang berawal dari tren harus dijalankan secara hati-hati sehingga tidak seperti tren bisnis tanaman atau ikan beberapa waktu lalu yang akhirnya anjlok.
Menurutnya, cara mempertahankan bisnis batu mulia atau akik dengan meningkatkan kualitas.
“Kegiatan semacam pameran ini menjadi cara untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada pengrajin akik untuk meningkatkan kualitas komoditasnya sehingga mampu bersaing dan tetap digemari,” tutur Suyana.
Selain pameran, kata dia, Pemkot telah mengadakan pelatihan untuk pengrajin batu akik dan memberi bantuan alat penggosok. Setidaknya, terdapat 60 pengrajin yang dibina Pemkot dan seluruhnya masih bertahan.
Deni Ranggas, pengrajin batu akik di Nitikan, mengaku terjadi penurunan omzet penjualan batu akik sampai 50% dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Ia mengungkapkan, biasanya dalam satu hari ia berhasil memperoleh pendapatan lebih dari Rp1 juta, namun sekarang hanya Rp500.000 per hari. Deni menilai penurunan tren akik disebabkan sebagian besar orang sudah memiliki koleksi akik yang beragam sehingga tidak terasa lagi keunikannya. Kendati demikian, ia belum berniat beralih pekerjaan.
Dikatakannya, para pelanggannya tidak hanya berasal dari DIY, melainkan juga Jakarta dan Surabaya.
“Kalau yang dari luar kota kebanyakan memang kolektor,” ucapnya.
Kepala Bidang UMKM Disperindagkoptan Jogja Tri Karyadi Riyanto menerangkan kegiatan pameran berlangsung sampai dengan Sabtu (10/10/2015) besok dan juga digelar lelang batu akik, workshop pembuatan dan pengelolaan akik, serta pengemasan komoditas tersebut.
“Selama ini prosesnya dilakukan dengan alat berat dan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja maka kami beri pelatihan seputar standar pengerjaan, sekalipun sampai saat ini untungnya belum ada laporan mengenai kecelakaan kerja pembuatan akik,” kata Tri.
Comments