Starjogja.com, Jogja – Wacana penataan pedagang kaki lima (PKL), khususnya yang menjual barang-barang basah seperti kuliner, dan pengamen Malioboro ke bangunan eks Bioskop Indra, Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, ditanggapi beragam oleh para PKL.
Ketua Paguyuban Lesehan Malioboro Sukidi, misalnya. Ia mengaku setuju-setuju saja dengan rencana Pemerintah DIY untuk memindahkan PKL, dengan catatan selama itu baik bagi kemajuan dunia pariwisata Jogja dan tidak merugikan para PKL.
Salah satu hal yang menjadi perhatian Sukidi adalah soal tempat. Bangunan eks Bioskop Indra menurutnya kurang terlalu tepat untuk menjadi rumah baru bagi para PKL karena letaknya yang terlalu ke selatan. Ia khawatir ketika sudah pindah nanti penghasilan dirinya dan teman-temannya akan turun drastis.
“Sebagai perbandingan adalah penataan parkir. Setelah parkir dipindahkan dan dibuatkan tempat parkir baru yang bagus, tapi ternyata enggak terlalu laku karena terlalu di utara. Kalau bisa tempat penataan nantinya di tengah-tengah lah, jangan terlalu pinggir,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (25/7/2017).
Tapi kalau pun tempat yang dipilih sudah final, ia tak masalah. Hanya saja Sukidi berharap Pemda DIY dan Pemerintah Kota Jogja bisa membuat strategi yang jitu sehingga walaupun lokasinya agak di selatan, tapi para PKL tetap bisa mereguk untung yang maksimal.
PKL lain di Malioboro yang bernama Bowo juga setuju dengan wacana penataan PKL. Menurutnya, penataan merupakan resiko yang memang mau tidak mau harus dihadapi oleh PKL. (Jibi|Harian Jogja|Am)
Comments