Starjogja.com, Sleman – Pasokan garam di pasar masih terbatas meski impor garam sudah dilakukan. Beberapa pedagang bahkan masih kesulitan mendapatkan garam bata.
Pedagang asal Berbah, Sleman, Jadi mengatakan sejak harga garam mahal, konsumen banyak yang membeli garam dengan cara diecer. Ia membanderol harga eceran Rp1.000 per bata.
Ia juga mendapatkan informasi bahwa pemerintah telah melakukan impor garam. Namun ia sendiri belum merasakan dampaknya. Di pasaran, ia dan pedagang lain masih mengalami kesulitan pasokan sehingga harganya masih tinggi. Tidak hanya garam bata yang langka, garam halus dan garam grasak juga mengalami hal yang sama.
Jadi mengatakan, meski harga garam saat ini melambung tinggi tetapi komoditas itu tetap dicari konsumen karena menjadi bahan pokok untuk memasak.
Ia mengakui, komoditas yang paling terlihat bergejolak saat ini hanya garam karena kenaikan harganya melebihi 50% bahkan ada yang mencapai 100%. Komoditas lainnya seperti bawang putih saat ini semakin turun dan menyentuh harga Rp30.000 per kg. Sementara bawang merah Rp20.000 per kg, telur Rp20.000 per kg, gula pasir Rp12.500 per kg dan minyak goreng 900 mililiter Rp12.000.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati mengatakan, saat ini pasokan garam di DIY sudah mulai ada meski volumenya belum kembali normal. (AM)
Comments