By 
Manajemen pengelola Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta XT-Square Yogyakarta memastikan akan lebih serius menggarap zona kerajinan agar semakin berkembang dan ramai dikunjungi wisatawan.
“Dari 100 kios yang disiapkan di zona kerajinan, sebanyak 60 persen pedagang rutin membuka kiosnya. Kami akan lebih serius menggarap zona ini sehingga lebih ramai,” kata Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putra selaku pengelola XT-Square di Yogyakarta, Jumat (30/10/2015).
Sejak dibuka pada akhir 2012, pasar yang berlokasi di bekas Terminal Umbulharjo tersebut mengalami kesulitan untuk menjaring pengunjung sehingga zona kerajinan yang seharusnya mampu menarik wisatawan justru tidak berkembang. Pemilik kios pun banyak yang memilih menutup tokonya.
Manajemen kemudian melakukan berbagai upaya untuk menarik minat pengunjung. Di antaranya menyewakan tempat bagi sejumlah penyewa seperti atraksi foto tiga dimensi dan galeri berisi patung-patung tokoh dunia, serta penjual batu akik dan batu mulia.
“Saat ini, yang sedang ‘booming’ adalah penjualan batu akik dan batu mulia sehingga kami pun membuka kesempatan pada mereka untuk membuka kios di pasar seni dan kerajinan. Hasilnya, banyak pengunjung yang datang dan zona kerajinan pun sedikit terangkat,” katanya.
Widihasto menambahkan, sekitar 60 persen pedagang di zona kerajinan tersebut sebenarnya mampu mendapatkan pembeli meskipun jumlahnya belum terlalu banyak. “Tetapi, transaksi jual beli itu sebenarnya ada. Oleh karena itu, kami akan lebih serius menggarap zona kerajinan,” katanya.
Salah satu strategi yang akan dilakukan manajemen untuk mengangkat zona kerajinan adalah dengan merotasi kios pedagang yaitu menempatkan pedagang yang rajin buka ke lokasi yang lebih strategis.
Comments