Starjogja.com, Kulon Progo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda alam menyusul adanya potensi bencana tanah longsor dan banjir, saat memasuki musim penghujan. Di Kulonprogo sedikitnya terpantau 66 desa yang rawan terkena bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Gusdi Hartono, seperti dikutip dari Harianjogja.com, mengatakan, BPBD selalu berupaya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, mengenai potensi bencana yang kemungkinan muncul di wilayah mereka masing-masing. Memasuki akhir Oktober, Kulonprogo sudah memasuki musim hujan, sehingga masyarakat harus bersiap siaga memerhatikan lingkungan mereka, terutama bagi yang tinggal di titik-titik potensi bencana longsor dan banjir.
Menurut dia, masyarakat tidak bisa menumpukan harapan kepada Early Warning System (EWS) sebagai alat peringatan dini bencana. Masyarakat lebih baik memahami beragam tanda-tanda seperti besaran rekahan tanah, aliran air yang merembes di tebing serta curah hujan, sebagai peringatan dini. Pasalnya, secanggih apapun EWS yang ada, bisa saja pada suatu waktu EWS tidak akan berfungsi secara maksimal. Misalnya mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa berbunyi ketika terjadi bencana. (Am)
Comments