STARJOGJA, JOGJA – Pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) masih menuai pro dan kontra. Terlebih dengan serangkaian aksi yang digelar warga setempat.
Founder Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar menilai bahwa persoalan penolakan tersebut bermuara kepada suatu simpul persoalan lahan, yang akan dibangun menjadi lokasi bandara.
“Dari simpul itu pula diduga kuat Puro Pakualam adalah pihak yang mendapatkan bagian pembayaran ganti untung lahan paling besar atas pembangunan bandara baru,” kata Ketua Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (27/12/2017).
Apalagi, kata dia, ada oknum dari pihak keluarga Pakualaman berencana memberi tali asih bagi ratusan keluarga petani penggarap lahan.
Penegasan serupa juga diungkapkan Jaksa Agung HM Prasetyo.Dalam keterangannya, lanjut Junisab, Prasetyo menyatakan bahwa Kejagung melalui Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan dan TP4 Daerah D.I.Yogyakarta, berkomitmen terus mengawalnya.
Itu dilakukan sebagai wujud komitmen pemerintah menciptakan win-win solution. Pembangunan tak terhambat, aspirasi masyarakat bisa terakomodir.
“Diakuinya bahwa sebagian tanah yang akan menjadi bahagian lahan proyek bandara NYIA itu adalah milik Pakualam. Namun kemudian ada pengakuan yang menggarap lahan tersebut milik warga setempat,” ujar dia.
Bahkan, lanjut mantan Anggota DPR RI itu, bahwa Jaksa Agung menyampaikan hal itu menjawab gelombang protes dari para penggarap di lahan Pakualaman Ground Kulonprogo, yang kemudian melebar ke penolakan pembangunan NYIA.
“Karenanya kami minta, sebagai Wakil Gubernur DI Yogyakarta Pakualam memiliki tanggung jawab moral untuk menuntaskannya,” pungkasnya.(DEN)
Comments